Sejak kelahiran hingga 12 bulan
pertama, bayi mengalami serangkaian perkembangan dalam kehidupannya. Seiring waktu,
pola makannya pun berubah.
Berikut adalah tahapan pola makan
bayi sejak ia dilahirkan:
Tahap I: 0-6 Bulan
Usia ini, bayi hanya membutuhkan
asupan berupa ASI. Masa pemberian ASI pada rentang waktu ini disebut Masa
ASI Ekslusif.
Ada banyak bayi yang diberi susu
formula atau campuran ASI dan sufor. Tapi tidak disarankan pola asupan yang
demikian.
Tahap II: 6-7 Bulan
Masuk usia 6 bulan, mulailah
memperkenalkan bayi Anda dengan makanan padat sebagai pendamping ASI, atau
biasa disebut MPASI. Tekstur MPASI untuk bayi 6-7 bulan bisa berupa makanan
lembut agak cair, atau lembut agak padat juga camilan berupa biskuit mudah
lumer yang tidak membuatnya tersedak. Biskuit semacam ini biasa juga disebut finger
food sebab dari ukurannya bisa digenggam oleh si kecil. Dan memang
dimaksudkan agar digenggam oleh buah hati Bunda agar ia belajar dari proses
ini.
Tahap III: 7-9 Bulan
Selain ASI, pada usia ini bayi sudah
bisa diberi makana lembek, sari buah juga finger food. Tekstur makanan
bisa dibuat lebih kasar. Tapi bila bayi belum mau atau mudah tersedak, jangan
dipaksa.
Tahap IV: 9-12 Bulan
Masih terus berikan ASI pada bayi.
Juga finger food dan sari buah. Untuk makanan utama, coba perkenalkan si
kecil dengan makanan cincang dan nasi tim. Bayi pada usia ini normalnya sudah
pandai mengunyah dan menelan makanan yang agak kasar.
Pada beberapa bayi bahkan sudah bisa
makan bersama menu orang tuanya, meski ada juga yang masih menolak makanan
kasar dan masih menginginkan bubur halus.
2. POLA ASUH PERAWATAN KESEHATAN
v Cara Pengobatan Berbasis Budaya
Macam Tanaman Obat Tradisional sebagai Antipiretik
Berikut beberapa tanaman
obat tradisional yang bisa dimanfaatkan sebagai obat demam adalah:
1.
(Ananas cosmosus) Nanas
2.
(Cocos
nucifera L) Kelapa
3.
(Artemisia annua L) Anuma
4.
(Pachyrhizus erosus) Bengkuang
5.
(Acacia sieberiana DC) Akasia
6.
(Cordia obliqua Auct.) Kendal
7.
(Stephanotis floribunda (R. Br.) Brongn.) Kembang Emas
8.
(Hibiscus rosa-sinensis L) Kembang Sepatu
9.
(Allium
cepa L) Bawang Merah
Salah satu tanaman yang
digunakan masyarakat Takalar untuk mengobati demam adalah Air Kelapa, kelapa merupakan nama buah yang secara umum dikenal oleh
masyarakat.
Penggunaan
Obat Tradisional
Upaya pengobatan secara
tradisional merupakan salahsatu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus
merupakan teknologi tepat guna yang berpotensi untuk menunjang atau
meningkatkan kesehatan. Hal ini
disebabkan antara lain karena pengobatan tradisional telah sejak dahulu kala
dilakukan oleh masyarakat serta bahan-bahannya banyak terdapat di seluruh
pelosok tanah air. Pemanfaaan herbal sebagai bahan baku untuk obat tradisional
kini mulai disadari oleh masyarakat tentang khasiatnya. Pengobaan herbal
memiliki efek samping lebih rendah dibandingkan obat-obat sintetik.
Indonesia memiliki 30.000 spesies tanaman obat, 3.000 spesies diantaranya telah digunakan
secara tradisional untuk pengobatan dan 300 spesies telah secara rutin
digunakan sebagai sumber bahan baku industri obat tradisional. Walaupun belum
semuanya memiliki bukti khasiat berdasarkan hasil penelitian ilmiah. Terkadang
hasil uji praklinik terhadap ekstrak kasar seringkali tidak menunjukkan efek
yang nyata secara klinik, dosis yang sangat besar dari suatu bahan untuk
menunjukkan efek farmakologi.
Indonesia yang terdiri dari
banyak suku bangsa serta kebudayaan yang beragam, tentunya seiring dengan
traadisi pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional dapat juga berbeda dari
setiap suku. Namun pengaruh dari era globalisasi saat ini akan berpengaruh juga
kepada system informasi pengetahuan tentang penggunaan herbal secara merata
seluruh nusantara. Dalam hal ini, budaya Sulawesi Selatan(Takalar) dan suku
lain di Indonesia dan bahkan di Negara lain kemungkinan sudah beberapa tradisi
penggunaan obat yang sama.
Penduduk
di Kabupaten Takalar dari berbagai macam suku bangsa sebahagian besar adalah
suku Bugis, dan Makassar. Selain itu terdapat juga satu suku yang masih
memegang teguh tradisi leluhur dengan mempertahankan pola hidup tradisional
yang bersahaja dan jauh dari kehidupan modern, yakni Suku Kajang. Demikian juga
dengan para pendatang di Kabupaten Takalar mereka juga ikut berbaur dengan adat
istiadat daerah ini sehingga adat istiadat/kebudayaan di Kabupaten
Takalar tetap lestari, baik dalam upacara adat, upacara tradisional
serta berbagai bentuk kebudayaan lainnya.
Struktur
masyarakat tergolong seragam, termasuk agama, adat istiadat serta budaya
mayarakat. Hal ini tergambar pada berbagai kegiatan ritual keagamaan maupun
budaya. Serta keseragaman dalam pemanfaatan tanaman (Bahan alam) sebagai obat tradisional
yang secara seragam, penggunaan secara merata sesuai dengan fungsinnya
masing-masing, tanaman obat yang digunakan oleh para Batrra di daerah tersebut
masih sangat sedikit yang terinventarisir, disebabkan beberapa faktor yang
memiliki pengaruh yang sangat besar, seperti adannya battra (Pengobat
Tradisional) yang merahasiakan tanaman yang digunakan sebagai obat,
keanekaragaman spesies tanaman obat, adannya kemiripan pada tanaman yang satu
dengan yang lainnya sehingga membingungkan pengguna atau peneliti obat
tradisional, dimana tumbuh tanaman, beberapa tanaman obat sulit didapatkan
karena tumbuh ditempat yang sulit dijangkau, seperti didaerah pegunungan atau
adannya kepunahan akibat penebangan hutan.
Adapun beberapa tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat setempat
yaitu:
No
|
Nama Tanaman
|
Nama Daerah
|
Bagian yg Digunakan
|
Khasiat/ Kegunaan
|
Cara Pemakaian
|
|
1
|
Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza)
|
Tammu’
|
Rimpang
|
Alergi dan eksim, sakit maag, dan sakit limfa.
|
Rebus rimpang, temulawak + air, minum airnya.
|
|
2
|
Brotowali
(Tinospora Crispa)
|
Brotowali
|
Batang
|
Gatal, kudis, luka, dan demam.
|
Rebus 20 cm + air, air rebusan dipakai mandi.
|
|
3
|
Sambiloto
(Andrographis panniculata)
|
Sambiloto
|
Daun/ tanaman utuh
|
Disentri, diare, flu.
|
Tanaman + air, lalu rebus, minum air rebusan.
|
|
4
|
Kamboja
(Plumeria acuminate)
|
Kamboja
|
Bunga, Kulit, getah, dan daun.
|
Bisul, disentri.
|
Remas daun segar, olesi minyak lalu tempel pada
bisul.
|
|
5
|
Kelapa
(coccus nucifera)
|
Kaluku
|
Air
|
Panas, demam, alergi.
|
Air kelapa diminum.
|
|
6
|
Pare
(Momordica Aleata)
|
Paria
|
Daun
|
Batuk, ambeien, bisul.
|
Daun pare dicuci sedikit + air. Peras,
minum airnya.
|
|
7
|
Kelor
(Moringa oleifolia)
|
Keloro
|
Daun, akar
|
Biduran, alergi
|
Tumbuk daun kelor dengan kapur lalu balurkan dengan
kurap.
|
|