Selasa, 18 Desember 2012

EKOLOGI PANGAN & GIZI


Sejak kelahiran hingga 12 bulan pertama, bayi mengalami serangkaian perkembangan dalam kehidupannya. Seiring waktu, pola makannya pun berubah.
Berikut adalah tahapan pola makan bayi sejak ia dilahirkan:
Tahap I: 0-6 Bulan
Usia ini, bayi hanya membutuhkan asupan berupa ASI. Masa pemberian ASI pada rentang waktu ini disebut Masa ASI Ekslusif.
Ada banyak bayi yang diberi susu formula atau campuran ASI dan sufor. Tapi tidak disarankan pola asupan yang demikian.
Tahap II: 6-7 Bulan
Masuk usia 6 bulan, mulailah memperkenalkan bayi Anda dengan makanan padat sebagai pendamping ASI, atau biasa disebut MPASI. Tekstur MPASI untuk bayi 6-7 bulan bisa berupa makanan lembut agak cair, atau lembut agak padat juga camilan berupa biskuit mudah lumer yang tidak membuatnya tersedak. Biskuit semacam ini biasa juga disebut finger food sebab dari ukurannya bisa digenggam oleh si kecil. Dan memang dimaksudkan agar digenggam oleh buah hati Bunda agar ia belajar dari proses ini.
Tahap III: 7-9 Bulan
Selain ASI, pada usia ini bayi sudah bisa diberi makana lembek, sari buah juga finger food. Tekstur makanan bisa dibuat lebih kasar. Tapi bila bayi belum mau atau mudah tersedak, jangan dipaksa.
Tahap IV: 9-12 Bulan
Masih terus berikan ASI pada bayi. Juga finger food dan sari buah. Untuk makanan utama, coba perkenalkan si kecil dengan makanan cincang dan nasi tim. Bayi pada usia ini normalnya sudah pandai mengunyah dan menelan makanan yang agak kasar.
Pada beberapa bayi bahkan sudah bisa makan bersama menu orang tuanya, meski ada juga yang masih menolak makanan kasar dan masih menginginkan bubur halus.




2. POLA ASUH PERAWATAN KESEHATAN

v      Cara Pengobatan Berbasis Budaya
Macam Tanaman Obat Tradisional sebagai Antipiretik
            Berikut beberapa tanaman obat tradisional yang bisa dimanfaatkan sebagai obat demam adalah:
1.      (Ananas cosmosus) Nanas
2.      (Cocos nucifera L) Kelapa
3.      (Artemisia annua L) Anuma
4.      (Pachyrhizus erosus) Bengkuang
5.      (Acacia sieberiana DC) Akasia
6.      (Cordia obliqua Auct.) Kendal
7.      (Stephanotis floribunda (R. Br.) Brongn.) Kembang Emas
8.      (Hibiscus rosa-sinensis L) Kembang Sepatu
9.      (Allium cepa L) Bawang Merah
Salah satu tanaman yang digunakan masyarakat Takalar untuk mengobati demam adalah Air Kelapa, kelapa merupakan nama buah yang secara umum dikenal oleh masyarakat.
Penggunaan Obat Tradisional
Upaya pengobatan secara tradisional merupakan salahsatu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat guna yang berpotensi untuk menunjang atau meningkatkan kesehatan.  Hal ini disebabkan antara lain karena pengobatan tradisional telah sejak dahulu kala dilakukan oleh masyarakat serta bahan-bahannya banyak terdapat di seluruh pelosok tanah air. Pemanfaaan herbal sebagai bahan baku untuk obat tradisional kini mulai disadari oleh masyarakat tentang khasiatnya. Pengobaan herbal memiliki efek samping lebih rendah dibandingkan obat-obat  sintetik.      
Indonesia memiliki 30.000  spesies tanaman obat,  3.000 spesies diantaranya telah digunakan secara tradisional untuk pengobatan dan 300 spesies telah secara rutin digunakan sebagai sumber bahan baku industri obat tradisional. Walaupun belum semuanya memiliki bukti khasiat berdasarkan hasil penelitian ilmiah. Terkadang hasil uji praklinik terhadap ekstrak kasar seringkali tidak menunjukkan efek yang nyata secara klinik, dosis yang sangat besar dari suatu bahan untuk menunjukkan efek farmakologi.
Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa serta kebudayaan yang beragam, tentunya seiring dengan traadisi pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional dapat juga berbeda dari setiap suku. Namun pengaruh dari era globalisasi saat ini akan berpengaruh juga kepada system informasi pengetahuan tentang penggunaan herbal secara merata seluruh nusantara. Dalam hal ini, budaya Sulawesi Selatan(Takalar) dan suku lain di Indonesia dan bahkan di Negara lain kemungkinan sudah beberapa tradisi penggunaan obat yang sama.   
Penduduk di Kabupaten Takalar dari berbagai macam suku bangsa sebahagian besar adalah suku Bugis, dan Makassar. Selain itu terdapat juga satu suku yang masih memegang teguh tradisi leluhur dengan mempertahankan pola hidup tradisional yang bersahaja dan jauh dari kehidupan modern, yakni Suku Kajang. Demikian juga dengan para pendatang di Kabupaten Takalar mereka juga ikut berbaur dengan adat istiadat daerah ini sehingga adat istiadat/kebudayaan di Kabupaten Takalar  tetap lestari, baik dalam upacara adat, upacara tradisional serta berbagai bentuk kebudayaan lainnya.
Struktur masyarakat tergolong seragam, termasuk agama, adat istiadat serta budaya mayarakat. Hal ini tergambar pada berbagai kegiatan ritual keagamaan maupun budaya. Serta keseragaman dalam pemanfaatan tanaman (Bahan alam) sebagai obat tradisional yang secara seragam, penggunaan secara merata sesuai dengan fungsinnya masing-masing, tanaman obat yang digunakan oleh para Batrra di daerah tersebut masih sangat sedikit yang terinventarisir, disebabkan beberapa faktor yang memiliki pengaruh yang sangat besar, seperti adannya battra (Pengobat Tradisional) yang merahasiakan tanaman yang digunakan sebagai obat, keanekaragaman spesies tanaman obat, adannya kemiripan pada tanaman yang satu dengan yang lainnya sehingga membingungkan pengguna atau peneliti obat tradisional, dimana tumbuh tanaman, beberapa tanaman obat sulit didapatkan karena tumbuh ditempat yang sulit dijangkau, seperti didaerah pegunungan atau adannya kepunahan akibat penebangan hutan.  Adapun beberapa tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat setempat yaitu:
No
Nama Tanaman
Nama Daerah
Bagian yg Digunakan
Khasiat/ Kegunaan
Cara Pemakaian

1
Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza)
Tammu’
Rimpang
Alergi dan eksim, sakit maag, dan sakit limfa.
Rebus rimpang, temulawak + air, minum airnya.

2
Brotowali
(Tinospora Crispa)
Brotowali
Batang
Gatal, kudis, luka, dan demam.
Rebus 20 cm + air, air rebusan dipakai mandi.

3
Sambiloto
(Andrographis panniculata)
Sambiloto
Daun/ tanaman utuh
Disentri, diare, flu.
Tanaman + air, lalu rebus, minum air rebusan.

4
Kamboja
(Plumeria acuminate)
Kamboja
Bunga, Kulit, getah, dan daun.
Bisul, disentri.
Remas daun segar, olesi minyak lalu tempel pada bisul.

5
Kelapa
(coccus nucifera)
Kaluku
Air
Panas, demam, alergi.
Air kelapa diminum.

6
Pare
(Momordica Aleata)
Paria
Daun
Batuk, ambeien, bisul.
Daun pare dicuci sedikit  + air. Peras, minum airnya.

7
Kelor
(Moringa oleifolia)
Keloro
Daun, akar
Biduran, alergi
Tumbuk daun kelor dengan kapur lalu balurkan dengan kurap.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar