Selasa, 27 November 2012

MAKANAN TABU PADA SUKU BUGIS

1.      Ibu menyusui dilarang memakan cabai rawit karena anaknya akan mencret, pedasnya menular ke anak dan pantat anak akan menjadi merah
Padahal cabai mengandung vitamin c dan betakaroten (pro vit. A). Zat yang terkandung pada cabai mengalahkan buah-buahan seperti mangga, nanas, atau semangka. Bahkan kadar mineral, terutama kalsium dan fosfornya mengalahkan kandungan mineral yang ada pada ikan.
Salah satu bagian yang membuat cabai pedas adalah “kapsaisin” yang tersimpan pada urat putih cabai atau tempat melekatnya cabai. Dan tentu saja khasiat terbesar pada cabai terletak pada kapsaisin ini. Sehingga jika ingin mendapatkan khasiatnya, tidak usah dihilangkan kalau takut pedas, cukup ambil sedikit saja sambalnya.

dampak positif :
menurut kesehatan, kapsaisin bersifat antikoagulan, yaitu menjaga darah tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah. Sehingga orang yang suka makan sambal dapat memperkecil kemungkinan menderita penyumbatan darah (aterosklerosis), sehingga mencegah munculnya serangan stroke dan jantung koroner, serta impotensi.
Katanya lagi kapsaisin juga baik dikonsumsi ketika sakit kepala menyerang. Rasa pedas dari kapsaisin dapat menghalangi aktifitas otak ketika menerima sinyal rasa sakit dari pusat sistem saraf. Sehingga rasa sakitnya akan berkurang. Pada saat yang sama kapsaisin akan mengencerkan lendir sehingga dapat melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung, termasuk “sinusitis”.
Biasanya kalau kita makan pedas, kebanyakan dari kita akan makan sambal lagi atau tidak kapok-kapok padahal sudah kepedisan luar biasa. Ini karena komponen kapsaisin pada cabai bersifat “stomatik” yakni dapat meningkatkan gairah makan. Selain itu kapsaisin mempunyai kemampuan untuk merangsang produksi hormon endorfin, yang mampu membangkitkan sensasi kenikmatan, sehingga kita terus ingin menkonsumsinya.
       manfaat kapsaisin :
Sebagai anti radang dan mengobati bengkak dan bisul.

dampak negatif :
Dapat menyebabkan seseorang menjadi pelupa dan kalau dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan naiknya asam lambung dan sakit perut

2.      Sebagian orang Bugis tidak diperbolehkan untuk memakan ikan hiu bagi ibu menyusui hal itu berkaitan dengan legenda yang terjadi di daerah Sulawesi Selatan, khususnya pada suku Bugis. Dahulu saat sedang mencari ikan di laut terjadi badai yang dahsyat, dan mereka selamat karena ditolong oleh ikan hiu sehingga terjadi perjanjian tidak boleh lagi makan ikan hiu untuk anak cucunya. Pada ibu menyusui, makan ikan hiu dipercaya akan menyebabkan anak menderita penyakit kulit.
Dampak positif :
Hiu ternyata memiliki kandungan senyawa yang sering disebut squalamine, senyawa ini dikatakan mampu melawan berbagai virus mulai dari hepatitis A dan B. Bukan hanya itu, penelitian yang dilakukan terhadap hewan ini pun menunjukkan zat ini juga mampu mengendalikan demam akibat sakit kuning dan virus lainnya yang cukup membahayakan untuk manusia.
Squalmine ini juga aman untuk manusia, dan telah menjadi senyawa yang potensial melawan beragam penyakit kanker dan juga penyakit mata. Meskipun uji klinis dan beberapa target tersebut tengah berlansung.
Ternyata dari hasil uji coba awal, squalamine ini menunjukan hasil yang cukup signifikan dan juga menjanjikan untuk penyakit kanker dan retonipati diabetes.
Selain itu, tulang rawan sirip hiu juga bermanfaat bagi tubuh. Studi tahun 1995 yang dilakukan peneliti Italia menunjukkan bahwa tulang rawan sirip hiu bertindak sebagai obat anti peradangan (anti-inflamasi). Tulang rawan ini mengandung salah satu asam aktif (asam eicosapentaenoic) dalam jaringan lemak yang menyerang jaringan tubuh yang meradang.

Dampak negatif :
       Namun, meskipun sirip ikan hiu diduga memiliki manfaat bagi kesehatan, tapi dalam laporan WildAid tahun 2009 diungkapkan jika masyarakat terus menerus mengonsumsi sirip ikan hiu akan terjadi kepunahan dan menyebabkan gangguan ekologi yang luas.


       DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar