1.
Ibu menyusui dilarang memakan cabai
rawit karena anaknya akan mencret, pedasnya menular ke anak dan pantat anak
akan menjadi merah
Padahal cabai mengandung
vitamin c dan betakaroten (pro vit. A). Zat yang terkandung pada cabai
mengalahkan buah-buahan seperti mangga, nanas, atau semangka. Bahkan kadar
mineral, terutama kalsium dan fosfornya mengalahkan kandungan mineral yang ada
pada ikan.
Salah
satu bagian yang membuat cabai pedas adalah “kapsaisin” yang tersimpan pada
urat putih cabai atau tempat melekatnya cabai. Dan tentu saja khasiat terbesar
pada cabai terletak pada kapsaisin ini. Sehingga jika ingin mendapatkan
khasiatnya, tidak usah dihilangkan kalau takut pedas, cukup ambil sedikit saja
sambalnya.
dampak positif :
menurut kesehatan,
kapsaisin bersifat antikoagulan, yaitu menjaga darah tetap encer dan mencegah
terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah. Sehingga orang yang suka makan
sambal dapat memperkecil kemungkinan menderita penyumbatan darah
(aterosklerosis), sehingga mencegah munculnya serangan stroke dan jantung
koroner, serta impotensi.
Katanya
lagi kapsaisin juga baik dikonsumsi ketika sakit kepala menyerang. Rasa pedas
dari kapsaisin dapat menghalangi aktifitas otak ketika menerima sinyal rasa
sakit dari pusat sistem saraf. Sehingga rasa sakitnya akan berkurang. Pada saat
yang sama kapsaisin akan mengencerkan lendir sehingga dapat melonggarkan
penyumbatan pada tenggorokan dan hidung, termasuk “sinusitis”.
Biasanya
kalau kita makan pedas, kebanyakan dari kita akan makan sambal lagi atau tidak
kapok-kapok padahal sudah kepedisan luar biasa. Ini karena komponen kapsaisin
pada cabai bersifat “stomatik” yakni dapat meningkatkan gairah makan. Selain
itu kapsaisin mempunyai kemampuan untuk merangsang produksi hormon endorfin, yang
mampu membangkitkan sensasi kenikmatan, sehingga kita terus ingin
menkonsumsinya.
manfaat kapsaisin :
Sebagai anti radang dan mengobati
bengkak dan bisul.
dampak negatif :
Dapat menyebabkan seseorang menjadi
pelupa dan kalau dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan naiknya asam
lambung dan sakit perut
2.
Sebagian orang Bugis tidak
diperbolehkan untuk memakan ikan hiu bagi ibu menyusui hal itu berkaitan dengan
legenda yang terjadi di daerah Sulawesi Selatan, khususnya pada suku Bugis.
Dahulu saat sedang mencari ikan di laut terjadi badai yang dahsyat, dan mereka
selamat karena ditolong oleh ikan hiu sehingga terjadi perjanjian tidak boleh
lagi makan ikan hiu untuk anak cucunya. Pada ibu menyusui, makan ikan hiu
dipercaya akan menyebabkan anak menderita penyakit kulit.
Dampak
positif :
Hiu
ternyata memiliki kandungan senyawa yang sering disebut squalamine, senyawa ini
dikatakan mampu melawan berbagai virus mulai dari hepatitis A dan B. Bukan hanya
itu, penelitian yang dilakukan terhadap hewan ini pun menunjukkan zat ini juga
mampu mengendalikan demam akibat sakit kuning dan virus lainnya yang cukup
membahayakan untuk manusia.
Squalmine
ini juga aman untuk manusia, dan telah menjadi senyawa yang potensial melawan
beragam penyakit kanker dan juga penyakit mata. Meskipun uji klinis dan
beberapa target tersebut tengah berlansung.
Ternyata
dari hasil uji coba awal, squalamine ini menunjukan hasil yang cukup signifikan
dan juga menjanjikan untuk penyakit kanker dan retonipati diabetes.
Selain
itu, tulang rawan sirip hiu juga bermanfaat bagi tubuh. Studi tahun 1995 yang
dilakukan peneliti Italia menunjukkan bahwa tulang rawan sirip hiu bertindak
sebagai obat anti peradangan (anti-inflamasi). Tulang rawan ini mengandung
salah satu asam aktif (asam eicosapentaenoic) dalam jaringan lemak yang
menyerang jaringan tubuh yang meradang.
Dampak negatif :
Namun, meskipun sirip ikan hiu diduga memiliki manfaat bagi kesehatan, tapi dalam laporan WildAid tahun 2009 diungkapkan jika masyarakat terus menerus mengonsumsi sirip ikan hiu akan terjadi kepunahan dan menyebabkan gangguan ekologi yang luas.
Namun, meskipun sirip ikan hiu diduga memiliki manfaat bagi kesehatan, tapi dalam laporan WildAid tahun 2009 diungkapkan jika masyarakat terus menerus mengonsumsi sirip ikan hiu akan terjadi kepunahan dan menyebabkan gangguan ekologi yang luas.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar